Senin, 11 April 2011

Ai Lop Yu Pul



Ai Lop Yu Pul
Komedi cerdas potret Indonesia mini

Sebagai sebuah film bergenre drama komedi, film ini memang berhasil menjadi komedi cerdas yang sanggup memotret keberagaman suku bangsa di Indonesia beserta permasalahan kemiskinan yang hingga kini masih menghinggapi banyak anggota masyarakat.
Film Ai Lop Yu Pul merupakan film produksi Maleo Pictures, dengan sutradara Winaldha E. Melalatoa dan penulis skenario Faldin Martha. Film ini menampilkan akting Oxcel Paryana, Ricky Harun, Mike Lukock (VJ Mike), dan dibintangi oleh aktor senior Didi Petet, Ria Irawan, serta Anna Shierly.
Film Ai Lop Yu Pul mengambil lokasi shooting di Lampung dan Jakarta. Shooting diadakan selama 18 hari menjelang hingga selama bulan Ramadhan, Agustus hingga September 2009 lalu. Skenario ditulis dalam waktu 8 bulan sejak Januari 2009.
Film ini mengangkat tema persatuan, kerjasama, dan cinta, dengan mengambil dasar cerita dari lika-liku kehidupan beberapa tokohnya yang bersuku Batak, Jawa, Arab, serta Betawi.
“Kami memang ingin menyajikan suatu film yang sanggup memotret Indonesia mini, menunjukkan adanya harmoni kecil di negara kita. Walau suku bangsa di negara kita ini berbeda-beda, yang kadang menyulitkan problem komunikasi, tapi mereka sanggup bekerjasama, itulah indahnya,” terang Winaldha E. Melalatoa.
Ada 4 kelebihan yang membuat film ini berhasil menjadi drama komedi cerdas yang sanggup menyajikan nilai pendidikan tanpa terjebak dalam tindakan menggurui penonton.
Pertama, dasar cerita film ini diangkat dari kehidupan nyata masyarakat miskin yang jumlahnya memang masih sangat banyak di Indonesia. Potret kehidupan masyarakat miskin itu diantaranya diambil dari cerita kehidupan tokoh Emak (Anna Shierly) dan Topan (Ricky Harun) di sebuah kampung di Lampung.
Pengangkatan dasar cerita ini membuat Ai Lop Yu Pul berhasil tampil sebagai film yang realistis, sanggup memotret permasalahan kemiskinan di Indonesia yang memang menyulitkan kehidupan masyarakatnya.
Kedua, film ini juga berhasil menyajikan komedi yang pas, yaitu komedi yang memang sanggup membuat orang tertawa secara tulus dan apa adanya.
Ketiga, film ini berhasil menyajikan nilai perjuangan hidup yang sanggup menyemangati penonton untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan hidup mereka. Keberhasilan ini ditampilkan dalam tokoh Topan, yang pantang menyerah ketika harus merantau secara mendadak ke Jakarta hingga berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan, kernet metromini, hingga tukang cuci mobil.
Keempat, film ini memang berhasil mencapai tujuannya, yaitu menyajikan potret keberagaman suku bangsa di Indonesia beserta dengan permasalahan komunikasi dan kesanggupan mereka untuk bekerjasama di tengah perbedaan yang ada.

Sumber:
http://www.waspada.co.id